Sabtu, 09 Oktober 2021

Ambil yang Ganjil

Assalamu'alaikum kawan
Selamat datang

Pernahkah kalian tahu tokoh pergerakan dan pendidikan yang satu ini?
Selain kita mengetahui Ki Hadjar Dewantara sebagai tokoh pendidikan, ada juga H.O.S Tjokroaminoto yang juga disebut sebagai guru bangsa. Beliau sebagai salah satu orang dibalik tokoh-tokoh besar yang ada dalam sejarah Indonesia dan kalian pun akan tidak asing siapa saja tokoh besar itu, yang jelas mereka semua berjiwa pemimpin. Ingat pilih yang baik-baiknya saja ya, karena tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan tulisan ini.

H.O.S Tjokroaminoto, yang utama guru bangsa. 
Melalui rumah sederhana, dengan usaha kamar kos , sekaligus sebagai pemimpin perkumpulan islam terbesar di Indonesia pada masanya, Serikat Islam. Rumah kos milik beliau, telah menjadi saksi bisu dilakukannya diskusi-diskusi kritis dan pemikiran pemuda Indonesia akan pergerakan. Soekarno (Koesno), Samaoen, Musso, hingga Kartosuwiryo, para tokoh pergerakan Indonesia yang berbeda ideologi hadir dari satu rumah kos H.O.S Tjokroaminoto. Mereka terkenal sebagai pendiri pergerakan di Indonesia dan tercatat dalam sejarah dengan jalan hidupnya masing-masing. Soekarno dengan jabatan presiden pertama Indonesia dan pendiri partai PNI, Kartosuwiryo sebagai pendiri DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia), sedangkan Samaoen dan Musso sebagai tokoh cikal bakal dari pergerakan PKI (Partai Komunis Indonesia).


Dari tulisan di gambar, aku teringat bahwa ada hadits yang menyatakan bahwa Allah itu ganjil/esa dan menyukai yang ganjil, selaras dengan perkataan H.O.S Tjokroaminoto bahwa orang islam tidak boleh/ menerima segenapnya atau seluruhnya ilmu-ilmu dari luar atau barat, karena bisa membuat kita mungkir dari Allah. Benar sekali memang, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, maka ambilah secukupnya jangan tamak, ambilah secara ganjil jangan digenapkan, ambilah yang baik saja jangan semuanya, termasuk hal buruknya. Sehingga, segala sesuatu hasil buatan manusia (aturan, hukum, kebijakan) kecuali para utusan Rasul Allah, jangan dijadikan pedoman seutuhnya. Kita manusia yang tidak bisa sempurna seutuhnya, maka memerlukan yang lain untuk mengevaluasi dan mengoreksi , hanya Allah yang segala perintahnya adalah baik. Semua dari kita tentu ingin yang baik, maka kita boleh berusaha, beropini, berpikir untuk  seperti itu, namun kita juga harus ingat kalau tidak ada manusia yang sempurna sehingga segala sesuatu yang dihasilkan selalu baik, maka H.O.S Tjokroaminoto pun berkata bahwa kita tidak boleh menerima segenapnya dan Allah menyukai yang ganjil.

Wassalamu'alaikum
Semangat terus teman-temanku 🤗
Salam Poemy

Tulisan ini dibuat :
Jumat, 14 Mei 2021
09:32:40